Dok Rep

Diversifikasi Portofolio Investasi

Adinda Pryanka, Iit Septyaningsih

Perencana keuangan dari One Shildt Financial Planning, Agustina Fitria, menyebutkan, banyak keuntungan didapatkan investor saat memilih emas. Nilai tambah ini bisa didapatkan asalkan investor memperhatikan beberapa hal.

 

Emas bisa menjadi pilihan bagi investor yang telah mapan maupun pemula. Agustina mengatakan, investor dapat memegang emas sebagai diversifikasi produk investasi. Emas bisa mengompensasi produk lain yang sedang merugi atau mengalami tekanan.

 

Agustina memberikan contoh, emas bisa digunakan sebagai penutup kerugian ketika instrumen saham yang rontok dalam beberapa waktu terakhir. "Jadi, secara keseluruhan, portofolio si investor tidak babak belur," ucapnya.

 

Selain itu, salah satu keuntungan investasi emas adalah sifatnya yang likuid. Artinya, emas bisa dibeli dan dijual di tempat berbeda, asalkan memiliki sertifikat asli. Bahkan, bila belum rela menjualnya, emas dapat digadaikan untuk sementara. "Ini menjadi keuntungannya yang belum tentu ada di instrumen lain," katanya saat dihubungi Republika, beberapa waktu lalu.

 

Namun, Agustina menekankan, investor tetap harus memperhatikan biaya bunga. Di sisi lain, harga emas juga cenderung berfluktuasi, berbeda dengan tabungan dan deposito yang bisa dicairkan tanpa ada pengaruh di harga.

 

Karena itu, investor sebaiknya memantau perkembangan harga jual terlebih dahulu agar tidak merugi ketika menjual atau menggadaikan.

 

Keuntungan berikutnya dari investasi emas, sifatnya yang tahan terhadap inflasi. Bila melihat rata-rata sepanjang 10 tahun terakhir, Agustina mencatat, return dari investasi emas relatif setara dengan inflasi di Indonesia, yakni 4-5 persen per tahun.

 

Namun, Agustina menyebutkan, investor baru bisa dapat nilai tambah setara inflasi bila sudah memegang emas selama tiga tahun sebelum dijual. "Baru, itu bisa balik modal karena ada selisih harga jual dan beli. Kalau kita langsung jual, harga akan lebih rendah.’’

’Istilahnya, Anda punya uang tunai, tapi nilainya aman walaupun bertambah waktu. Kalau pegang uang tunai kan nilainya akan kegerus inflasi.

Sama seperti instrumen investasi lain, emas memiliki kekurangan. Sebagai aset berwujud, emas mempunyai risiko hilang. Apabila ingin menggunakan jasa penyimpanan, Agustina menuturkan, ada biaya tambahan, seperti administrasi.

Alternatif lain, berinvestasi emas dengan transaksi digital. Agustina menjelaskan, banyak perusahaan menggunakan skema ini, seperti PT Pegadaian (Persero) dan Tamasia. Investor tidak perlu memegang bentuk fisik emas, tetapi cukup menabung ke perusahaan terkait.

 

Untuk transaksi digital, Agustina menekankan, investor harus lebih berhati-hati dalam memilih perusahaan yang mempunyai rekam jejak baik dan aman. Jangan sampai ketika investor sudah menabung dalam jumlah banyak justru terkendala dalam proses pencairan.

Dengan melihat berbagai keuntungan dan kerugian ini, Agustina menilai emas bisa menjadi instrumen investasi untuk semua kalangan, khususnya untuk mereka yang baru memulai investasi dan belum memiliki banyak uang.

 

Investor pemula bahkan bisa membeli emas dengan pecahan fisik setengah gram. Jadi, dengan Rp 500 ribu, sudah bisa membeli emas. Bahkan, aplikasi tabungan emas menyediakan fasilitas pembelian nol koma sekian gram atau bisa dicicil mulai Rp 100 ribu.

Masyarakat yang tinggal di perdesaan pun dapat memilih investasi emas. Agustina mengatakan, perusahaan seperti Pegadaian kini memiliki banyak channel hingga tingkat kelurahan.

 

Pelaku investasi emas asal Ciledug, Tangerang, Andri Yanto, mengaku sudah lama berinvestasi emas. "Saya investasi emas sudah dari kuliah semester 5 sekitar tahun 2010. Dulu awalnya, beli emas 5 gram di Pegadaian," ujarnya kepada Republika.

 

Keuntungan punya investasi yang superlikuid itu saat betul-betul membutuhkan. ‘’Istilahnya, Anda punya uang tunai, tapi nilainya aman walaupun bertambah waktu. Kalau pegang uang tunai kan nilainya akan kegerus inflasi," kata Andri.

 

Banyak manfaat investasi emas yang ia rasakan, di antaranya bisa mengunjungi berbagai negara impiannya, seperti Korea Selatan, Jepang, bahkan umrah di Tanah Suci.  Agar dapat memeroleh keuntungan dari investasi tersebut, Andri memiliki beberapa kiat.

Pertama, tentukan tujuan investasi. "Kalau emas, sebisa mungkin memang dana nganggur yang nggak dipakai. Jadi, tujuannya longterm investment. Jual saat megang emas sudah lebih dari lima tahun," tuturnya.

 

Kedua, lanjut dia, mulailah dari gramasi terkecil. Namun, jika dana menganggur yang tersedia cukup besar, sebaiknya langsung membeli emas dengan gramasi besar.

"Ketiga, Anda harus jaga dan rahasiain tempat penyimpanan emas bayanganmu. Soalnya emas itu bentuk lain dari uang tunai. Kalau ada dana, bisa juga taruh di save deposit box bank," ujar pria kelahiran 1988 tersebut.

 

Rencananya, Andri akan tetap berinvestasi emas. Hanya saja, di tengah ancaman resesi seperti sekarang, dirinya lebih memilih memegang uang tunai.