Wihdan Hidayat/Republika

Alternatif Investasi Kala Pandemi

Ketidakpastian ekonomi membuat investor mengalihkan investasinya ke instrumen yang lebih aman.

Dedy Darmawan Nasution, RetnoWulandhari

Menyiapkan alternatif investasi menjadi salah satu kebutuhan yang mesti dilakukan demi mengamankan aset yang dimiliki. Salah satu alternatif yang tengah digandrungi banyak investor yakni berinvestasi pada logam mulia.

 

Perencana Keuangan, Mike Rini Sutikno mengatakan, untuk konteks saat ini, emas bisa dibilang sebagai alternatif investasi. Sebab, dalam dunia investasi sendiri, setiap investor mesti melakukan diversifikasi untuk meminimalisasi kerugian.

 

"Di saat satu portofolio sedang turun, yang lain bisa sedang naik sehingga saling berlawanan. Seperti di pasar saham ketika sedang tertekan, harga emas bisa naik," kata Mike, beberapawaktulalu.

 

Pada situasi pandemi Covid-19 yang membuat fluktuasi pasar saham dinamis, ia mengatakan, logam mulia biasanya bakal mengalami kenaikan signifikan. Itu disebabkan persepsi investor yang merasa tak aman sehingga mencari portofolio yang relatif lebih aman.

 

Emas, menurut Mike, dianggap sebagai jalur investasi aman dan tahan karena logam mulia yang memang pada dasarnya, dihargai mahal dan selalu dalam tren kenaikan harga. "Emas dianggap paling aman karena dihargai mahal dan dia memang ada barangnya.’’

 

Harga emas produksi Antam diperdagangkan di level Rp 1.009.000 per gram pada Jumat, 25 September 2020. Angka ini naik Rp 7.000 dibandingkan harga Kamis (24/9) yang tak jauh dari angka psikologis sejuta rupiah.

 

KondisiJumat (25/9), sekaligus membalikkan tren penurunan yang berlangsung selama sepekan terakhir. Harga emas Antam yang diperdagangkan pada Kamis (24/9) merupakan yang terendah dalam dua bulan terakhir.

 

Secara perlahan, harga emas mulai meninggalkan level tertingginya yang sempat tercatat pada 7 Agustus lalu, Rp 1,065 juta. Hingga Rabu (12/8), harga emas bertahan di atas Rp 1 juta per gram.

 

"Kemungkinan besar harga emas masih mengalami kenaikan, bisa di atas 2.000 dolar AS per ons," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi.

 

Ibrahim mengatakan, penguatan harga emas pada tahun ini sangat dipengaruhi sentimen pertumbuhan ekonomi. Hampir semua negara di dunia terdampak upaya pencegahan Covid-19.Sebagian besar membatasi aktivitas dan pergerakan masyarakat.

Prayogi/Republika

Pembatasan aktivitas secara ketat itu pun membuat kegiatan bisnis dan perdagangan mandek sehingga menyebabkan pelemahan terhadap ekonomi. Menurut Ibrahim, ekonomi yang berujung pada resesi ini membuat banyak pelaku pasar khawatir.

 

Ibrahim melihat, kekhawatiran inimengakibatkan pelaku pasar menarik investasinya dari instrumen saham ataupun obligasi. Mereka ramai-ramai mengalihkan investasinya ke aset emas sebagai instrumen yang safehaven.

 

‘’Ini tentu, berdampak positif bagi harga emas sehingga wajar kalau harga emas kemungkinan akan lebih tinggi,’’ ujar Ibrahim.

 

Ibrahim menuturkan, harga emas masih berpotensi menguat selama vaksin Covid-19 belum ditemukan. Namun, saat vaksin ditemukan, harga emas diprediksi mengalami penurunan. Pasalnya, setelah vaksin didistribusikan, dengan sendirinya ekonomi kembali membaik.

‘’Kemungkinan pelaku pasar akan kembali berinvestasi di saham ataupun obligasi sehingga harga emas bisa turun,’’ katanya.

 

Apakah emas bisa menjadi investasi jangka pendek? Mike menerangkan, sama halnya investasi di pasar saham, emas bisa menjadi portofolio jangka pendek ataupun panjang. Minimal jangka waktu investasi di atas tiga tahun.

 

Sebab dalam situasi normal, kenaikan harganya seperti pergerakan inflasi dari tahun ke tahun yang tak begitu tajam fluktuasinya. Karena itu, emas pada dasarnya dijadikan investor sebagai lindung nilai aset agar uang yang disimpan tidak tergerus oleh inflasi.

 

Emas pun bisa menjadi alat perdagangan jangka pendek. "Kalau dia trading jangka pendek memang harus jual beli, jual beli dan Anda harus siap masuk dan keluar market dalam waktu singkat. Nah, kebanyakan orang beli, tapi ragu-ragu saat jual," kata Mike.

 

Ia mencontohkan, jika memang ditujukan untuk perdagangan jangka pendek, sedikit kenaikan yang terjadi tak boleh ragu untuk menjualnya. Dan, jangan selalu beranggapan harga emas bakal naik dan naik.

 

"Misalnya, beli per gram Rp 700 ribu, lalu naik jadi Rp 800 ribu kemudian naik lagi Rp 900 ribu, ya sudah jual. Jangan tunggu lagi dia naik," katanya.

 

Simpan atau jual?

Harga emas mengalami kenaikan tajam, terutama selama pandemi melanda. Pada awal Februari, harga emas dibanderol Rp 790 ribu per gram.Harganyaterusmeningkat hingga awal April menjadi Rp 972 ribu per gram.

 

Tepatnya pada 28 Juli 2020, harga emas tembus Rp 1,022 juta per gram. Tingginya harga emas membuat investor tergiur menjual emasnya.Namun, apakah langkah ini tepat di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini?

 

Perencana keuangan independen, Safir Senduk mengingatkan agar tak terburu-buru melakukan aksi profit taking.Langkahmenjualemaslebih baik disesuaikan dengan kebutuhan. Artinya, investasi emas memang jangka panjang, bukan sekadar aksi ambil untung.

Infestasi emas memang jangka panjang, bukan sekadar aksi ambil untung.

"Kalau kita nggak butuh uangnya, pegang saja terus. Dan beli lagi (emas), karena ketidakpastian selalu terjadi dan tahun ini ketidakpastian lagi dahsyat. Kalau nggak perlu, nggak usah jual," kata Safir, Senin (3/8)lalu.

 

Pada prinsipnya, menurut Safir, berinvestasi emas tak akan salah. Apalagi, berdasarkan tren harga emas selama ini, cenderung terus menanjak meski diwarnai koreksi harga jual pada momen-momen tertentu.

 

"Kalau sudah niat simpan emasnya, jangan kaget pada poin tertentu akan ada koreksi, ya dikit-dikitlah koreksi. Begitu ada ketidakpastian lagi dia akan naik lagi," ujar Safir.

Emas terbilang ideal sebagai instrumen investasi di tengah ketidakpastian ekonomi. Kendati susah diprediksi, Safir melihat bahwa harga emas cenderung konsisten mengalami kenaikan.

 

Ada kalanya harga emas terkoreksi pastinya, tapi dalam taraf yang terbilang kecil. Harga emas, menurut dia, lebih sering mengalami kenaikan ketimbang penurunan. Kenaikan harga emas biasanya terjadi kala ada ketidakpastian ekonomi.

 

Seperti yang terjadi saat ini, ketidakpastian ekonomi disebabkan pandemi Covid-19 dan vaksin yang belum ditemukan. Hal-hal yang bisa membuat investor khawatir, menurut dia, bisa mendorong kenaikan harga emas.

 

"Kalau terjadi itu, orang mulai khawatir maka mereka akan beralih ke investasi yang bisa dipegang. Nah yang bisa dipegang ini kalau nggak emas ya properti. Kalau properti mahal. Nah kalau emas, satu gram saja bisa beli. Makanya, di tengah ketidakpastian ini permintaan emas cenderung meningkat," kata Safir.

 

Safir mengembalikan keputusan untuk membeli emas atau tidak, kepada masing-masing investor. Bila memang sudah ada dana yang disiapkan saat ini, emas bisa jadi opsi investasi yang bagus.

 

Bahkan, safir menyebutkan, idealnya emas memiliki porsi 20-30 persen dalam keseluruhan portofolio investasi. Di tengah ketidakpastian saat ini, Safir juga menganggap tak masalah bila porsi emas dalam portofolio investasi mencapai 50 persen.

 

"Cuma menurut saya, ketidakpastian adalah sesuatu yang pasti. Apalagi, vaksin belum ditemukan. Secara profesi akan saya beri tahu, jangan membeli berdasarkan ramalan. Belilah karena ketidakpastian selalu terjadi. Kalau memang sudah disiapkan dananya, silakan.’’

 

Safir menambahkan, investasi emas terbilang unik. Secara umum, investasi terbagi ke dalam dua jenis, yaitu orientasi pertumbuhan dan pendapatan tetap. Investasi dengan orientasi pertumbuhan memiliki potensi highriskhighreturn.

 

Investasi dengan pendapatan tetap, memiliki potensi untung rendah dengan risiko yang kecil pula."Kalau masih muda, fokus di pertumbuhan karena uangnya belum banyak dipakai dalam waktu dekat. Kalaupun merugi, masih bisa perbaiki investasi,’’ ujar Safir.

 

Namun, kalau sudah mau pensiun, menurut Safir, fokuslah di investasi pendapatan tetap yang lebih aman. Nah, emas ini sedikit berbeda. Bentuk investasinya pertumbuhan, tapi karakternya seperti pendapatan tetap. ‘’Di mana jarang banget turun drastis," katanya.