Menjelang bulan suci Ramadhan, suasana tempat pemakaman umum Karet Bivak, Jakarta Pusat mulai dipadati peziarah, terutama umat muslim. Mereka berbondong-bondong datang untuk mendoakan keluarga, menyirami makamnya hingga menabur bunga.
Ada hal yang menarik dari tradisi tahunan jelang ramadhan ini. Jasa bantu doa salah satunya. Mereka datang dari sejumlah pesantren untuk membimbing doa para peziarah saat hendak mengunjungi makam keluarganya.
Keberadaan mereka dinilai membantu para peziarah, karena tak semua peziarah hafal dan lancar merapalkan doa-doa, seperti Yasin, tahlil, tahmid, dan shalawat. Oleh karena itu, peziarah perlu dibimbing saat membacakan doa-doa.
Sebagian mereka datang pada H-3 Ramadhan. Mereka bermalam di Masjid sekitar lokasi pemakaman. Seperti yang dilakukan oleh Adam (20), Roby (28) dan Jamroni (30), Mereka sengaja datang dari Pandeglang, Banten ke TPU Karet Bivak untuk membimbing para peziarah dalam memanjatkan doa-doa.
"Sebagian peziarah, tidak tahu tata cara ziarah, bagaimana doa-doanya. bermodal ilmu yang diajarkan para kyai di pesantren, saya coba praktekan untuk membimbing para peziarah saat berdoa", ujar Adam kepada Republika.id pekan lalu.
Dalam sehari, Adam mampu membimbing mendoakan delapan ahli kubur. Tak jarang, ia diberi upah oleh peziarah. Meski demikian, Adam dan rekannya menegaskan, saat menjadi penyedia jasa doa, ia tak mencari uang, melainkan keikhlasan. Ia juga tak menawarkan jasanya kepada peziarah, melainkan peziarah yang datang kepadanya.
"Para peziarah kadang ngasih ke saya Rp10 ribu hingga Rp50 ribu, paling dalam sehari saya membawa uang kurang lebih Rp150 ribu. Karena ikhlas, gak dibayar juga gak apa apa, yang penting saya bisa ngasih tau tata cara dan urutan baca doa saat ziarah", tutup Jamroni.
top