Setiap hari semua manusia pasti memiliki keinginan baru dan mempunya kebutuhan yang bertambah. Tetapi harus diingat bahwa keuangan kita ada batasnya, sehingga harus disortir lagi skala prioritas penggunaan uang.
Merencanakan keuangan yang diperoleh adalah salah satu hal yang dapat mengontrol pengeluaran. Nadia memberitahukan tiga langkah mengatur dana THR, yaitu THR untuk keperluan Hari Raya, bayar utang, dan investasi. “Sebenarnya ada lima kategori besar cash flow rumah tangga. Pertama, menabung dan investasi. Kedua, cicilan utang. Ketiga, biaya hidup. Keempat, sosial dan kelima, untuk gaya hidup,” papar Nadia lebih lanjut.
Selain pengeluaran rutin rumah tangga, banyak pengeluaran lain yang membengkak di Hari Raya atau bulan Ramadhan. Seperti harga barang meningkat, walaupun itu bisa kita yang kontrol dengan cara tidak kalap saat membeli menu berbuka dan sahur.
Sedangkan dana sosial termasuk di antaranya banyaknya undangan berbuka puasa bersama. Belum lagi promosi dan diskon barang yang dibeli untuk dipakai bertemu orang dan keluarga saat Lebaran. Itu semua kontrol dan perhitungannya ada di diri kita sendiri. “Karena kebanyakan orang itu tidak punya catatan pasti, untuk mengetahui sebenarnya uang yang bisa kita pakai ada berapa sih. Jadi silakan tulis kira-kira apa saja yang akan kita keluarkan di Hari Raya ini,” ucap Nadia.
mufid majnun/unsplash
FREEPIK
top
Misalnya, pengeluaran untuk zakat fitrah, zakat mal, dan sedekah. Lalu ada lagi seperti THR ART, buka bersama, belanja masakan dan kue Lebaran. Jangan lupa juga jika hendak memberikan bingkisan maka harus dihitung semua total pengeluaran uangnya.
Jika sudah selesai membuat bujet, sebisa mungkin dipatuhi dan jangan sampai ada pengeluaran di luar catatan. Lalu THR untuk membayar utang seperti kartu kredit, KTA, dan sejenisnya. Semua kembali lagi ke skala prioritas, namun ketika kita mengeluarkan uang, yang menjadi skala prioritas adalah bayar dulu hal-hal yang sifatnya kewajiban.
“Duluin mana nih, bayar utang atau investasi? Saran saya duluin bayar utang. Karena bunganya lebih tinggi dibanding hasil investasi kita. Bagaimana sih cara kita bayar utangnya? Kita pilih daftar utangnya. Buat jumlahnya, utang apa, jangka waktu berapa lama lagi, dan bunganya berapa. Lalu fokus sama utang yang sifatnya konsumtif,” papar Nadia.
Dari situ, buat lagi skala prioritas mana yang akan kita bayar duluan. Nadia menyarankan untuk tidak membuat utang baru. Namun, bagaimana jika terpaksa harus utang? Bijaklah berutang. Sebisa mungkin utang itu hanya untuk yang konsumtif.
emil kalibradov/unsplash
Saat Ramadhan, kehadiran Tunjangan Hari Raya (THR) boleh jadi paling dinanti. Biasanya THR ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan saat Hari Raya Idul Fitri, seperti membeli baju baru, belanja bahan makanan, hingga untuk angpao anak-anak.
Bagi sebagian orang, rupanya THR menjadi uang tambahan yang sulit untuk dialokasikan ke tabungan atau investasi. THR adalah saatnya untuk memanfaatkan uang dengan membeli sesuatu. Seperti yang diungkapkan ibu dua anak, Widya Rahmawati (37 tahun). “Saya tidak pernah menabung dari uang THR, saya pakai semua untuk keperluan. Kalau menabung biasanya dari uang gaji bulanan, jadi lebih rutin,” ujar Widya saat dihubungi Republika, Ahad (10/4).
Meskipun uang THR pasti terpakai, Widya mengatakan selalu mencatat untuk apa saja uangnya itu digunakan. Biasanya ia menggunakan uang THR untuk membeli baju baru, menyiapkan angpao, membeli kue dan bingkisan lebaran, serta diberikan kepada orang tua untuk bisa memasak banyak karena semua pasti berkumpul di rumah orang tuanya.
Lantas, bagaimanakah langkah yang tepat untuk mengelola dana THR agar tak habis untuk hal tak perlu?
Perencana keuangan, Nadia Harsya, memaparkan langkah tepatnya. “Kita sepakat kalau rezeki sudah ada yang mengatur. Tapi kalau rezekinya sudah di tangan kita, harus kita atur sebaik-baiknya. Kita harus sadar, kita manusia maunya banyak,” ujar Nadia dalam ajang pertemuan 'Live Instagram Republika', Rabu (6/4).
Bagaimana jika dana THR masih tersisa? Perencana keuangan, Nadia Harsya, menyarankan agar sisa THR bisa untuk menabung dan investasi. ''Kira-kira apa yang bisa kamu prioritaskan? Ada syarat yang harus dipenuhi, pertama, punya tujuan finansial secara spesifik. Kedua, paham sama profil risiko. Ketiga, kenalan sama produk investasinya,” kata Nadia.
Atau mungkin dana THR hanya ingin disimpan untuk digunakan pada hal-hal di masa depan, seperti untuk dana darurat, dana pensiun, dana pendidikan anak, atau dana naik haji. Ini bisa dimasukkan ke dalam kantong dana, seperti misalnya ke dalam kantong Bank Jago.
Bank Jago ini merupakan salah satu bank digital atau biasa disebut bank berbasis teknologi. Bank Jago juga memiliki aplikasi yang mampu mengelola keuangan secara lebih sederhana, kolaboratif, dan inovatif.
Head of Sharia Business Bank Jago, Roy Iskandar, menjelaskan pihaknya melihat potensi syariah saat ini sangat besar. “Tapi produk syariah ini belum jadi pilihan pertama,” ungkap Roy dalam ajang pertemuan virtual yang diselenggarakan Republika.
Untuk urusan dana investasi yang bisa digunakan di masa depan, Jago Syariah ini memberikan fasilitas tersebut. Banyak nasabah, memiliki dua rekening, rekening pertama produk konvensional untuk transaksi dan rekening kedua produk syariah untuk investasi.
Freepik
“Oleh karena itu, hadirlah aplikasi Jago Syariah pada tanggal 22 Februari 2022. Jago Syariah memiliki semua fitur yang dimiliki aplikasi Jago konvensional tapi menggunakan prinsip syariah. Maksudnya adalah, tabungan ini menggunakan akad wadiah. Akad wadiah ini adalah akad titipan, atau tidak menggunakan bunga. Berikutnya adalah bebas biaya admin,” papar Roy lagi.
Aplikasi Jago Syariah ini ada dalam satu kesatuan aplikasi Jago, sehingga bisa diunduh dahulu aplikasi Jago melalui PlayStore dan AppStore. “Sesuai dengan prinsip syariah, seluruh fitur produk dan layanan Jago Syariah, itu sudah mendapatkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah,” kata Roy.